Tarif yang akan diberlakukan oleh Trump berpeluang menghambat perkembangan ekonomi Tiongkok
Perekonomian Tiongkok sepertinya akan dihantam turbulensi! Menurut Reuters, tarif yang akan diberlakukan oleh Presiden terpilih AS Donald Trump akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 0,5 hingga 1 poin persentase.
Selain itu, Trump juga berpeluang untuk menetapkan tarif impor asal Tiongkok sebesar 40%, bukan 60% seperti yang diisyaratkan sebelumnya. Calon presiden dari Partai Republik tersebut, yang akan menduduki jabatannya pada Januari 2025, baru saja mengumumkan tarif tinggi atas barang-barang asal Tiongkok selama kampanyenya berlangsung sehingga memicu kekhawatiran di Beijing dan meningkatkan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Para ahli saat ini juga mengantisipasi adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 0,5 - 1 poin persentase.
Para analis percaya bahwa Beijing perlu meningkatkan upaya untuk meningkatkan permintaan domestik. Para pejabat di Tiongkok telah berupaya mengatasi hal ini sejak akhir September 2024. Namun, tindakan mereka mungkin tidak cukup untuk mengimbangi penurunan ekspor yang diantisipasi. Prakarsa baru mungkin diperlukan untuk menstabilkan situasi.
Para analis meyakini bahwa Beijing perlu meningkatkan upaya dalam mendorong permintaan domestik. Para pejabat di Tiongkok sudah berupaya mengatasi masalah ini sejak akhir bulan September 2024. Namun upaya tersebut belum cukup untuk mengimbangi antisipasi angka penurunan ekspor. Sepertinya akan diperlukan berbagai inisiatif baru agar dapat menstabilkan situasi.
Terlepas dari kekhawatiran seperti ini, sebagian besar pakar ekonomi yang disurvei oleh Reuters mempertahankan prediksi mereka mengenai pertumbuhan PDB Tiongkok di angka 4,8% pada tahun 2024 dan 4,5% pada tahun 2025. Prediksi para pakar ekonomi sebagian besar tetap sejalan dengan prediksi sebelum pemilu. Untuk saat ini, para analis dan pelaku pasar sedang menanti bagaimana kebijakan perdagangan yang dijalankan oleh pemerintahan Trump. Penyesuain proyeksi sepertinya akan segera dilakukan.
Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa otoritas Tiongkok menghela napas lega setelah mengetahui bahwa pemerintahan baru Trump tidak memasukkan tokoh-tokoh yang memusuhi Beijing secara buka-bukaan, seperti mantan Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo.